Jumat, 14 Desember 2007

WORKSHOP JURNALISTIK TV 2004 Review

Review oleh Ambara Muji Prakosa

Workshop Jurnalistik TV pada tanggal 4 - 8 Februari 2004 yang diselenggarakan atas kerjasama dengan Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta memperoleh sambutan hangat, khususnya di kalangan mahasiswa. Kelebihan workshop ini terletak pada keberadaan para tutor yang terdiri dari profesional di pertelevisian nasional, pengkategorian minat peserta dalam program spesialisasi (Reporter, Presenter, Cameraman, dan Program Director), serta intensitas simulasi yang mengkondisikan para peserta melakukan organisasi kerja wartawan tv sebagaimana terjadi setiap hari di kantor berita tv.

Rate untuk mengikuti workshop antara Rp 500.000 – Rp 750.000 disadari sejumlah peminat merupakan harga yang cukup pantas, mempertimbangkan kelebihan-kelebihan yang ditawarkan, hanya saja bagi sebagian besar peminat dibutuhkan waktu memadai untuk mempersiapkannya. Artinya, dibutuhkan rentang waktu lebih panjang dari masa publikasi hingga waktu pelaksanaan.

Di lembar evaluasi sebagian besar peserta menyatakan rasa puasnya. Catatan khusus diberikan untuk peralatan praktek yang kualitas satu dengan lainnya tidak seimbang, misalnya ada tripod yang tidak mampu berdiri simetris dan mic yang suaranya mlempem. Di sisi lain peserta juga mengungkapkan bahwa lima hari pelatihan ternyata tidak cukup, mereka membutuhkan kesempatan praktek lebih lama dan diskusi lebih intens dengan para tutor.

Workshop diikuti 45 peserta. Sejak hari pertama peserta dikondisikan untuk memahami peralatan produksi serta melakukan tryout – mempraktekkan ilmu yang diperoleh di kelas. Orientasi dan tryout berlanjut pada hari selanjutnya. Praktek-evaluasi, praktek-evaluasi, dan seterusnya. Latihan- latihan dengan pendampingan tutor dilakukan hingga hari ketiga.

Berdasarkan pengamatan materi yang tidak menarik bagi peserta adalah materi seperti Realitas Sosial dan Realitas Media. Hal ini barangkali disebabkan tema tersebut tidak dibutuhkan secara langsung oleh peserta. Sementara materi Etika Jurnalistik yang dipaparkan Priambudhi dan Adam Herdanto lebih menarik karena memberikan pengalaman baru bagi peserta.

Klimaks workshop terjadi pada hari keempat (7 Februari) ketika para peserta melaksanakan simulasi organisasi kerja wartawan tv, dari proses liputan hingga on air, tanpa pendampingan tutor. Tutor pada hari ke-empat ini menjadi Produser. Reporter dan Cameraman turun ke lapangan sejak pukul 9.00. Penugasan diberikan oleh Koordinator Liputan. Sekembalinya dari lapangan Cameraman melakukan time code dan Reporter menulis berita. Setelah itu editing. Proses liputan berlangsung hingga pukul 21.00. Dan sejak pukul 12.00 berlangsung program berita berdurasi 30 menit yang dibawakan para Presenter dengan arahan Program Director.

Satu hal yang paling menggembirakan adalah antusiasme sekaligus keseriusan peserta. Hal ini sudah tercermin dari Rapat Redaksi yang diagendakan setiap malam dengan melibatkan semua peserta, dipimpin seorang tutor yang didampingi Koordinator Liputan. Rapat Redaksi yang mestinya berlangsung tigapuluh menit molor sampai satu-setengah jam, saking intensnya mereka semua berdiskusi. Keesokannya sepulang liputan para reporter dan cameraman tidak henti-hentinya meminta tugas (assignment) tambahan dan mereka bergegas pergi lagi begitu Koordinator Liputan yang sudah kepayahan menganggukkan kepala. Hanya satu pihak yang complain : editor!


Suasana serupa terjadi pula di Studio dan Control Room. Para tutor yang bertindak sebagai Produser mengaplikasikan stressing yang lazim terjadi di stasiun tv. Memberlakukan real time untuk proses on air. Sungguh-sungguh live. Tidak ada kompromi waktu, tanpa toleransi. Jadwal on air harus ditepati, siap-tidak siap tetap harus siaran. Sehingga Program Director (PD) atau Presenter yang tidak melakukan persiapan memadai benar-benar akan keteteran. Atmosfer demikian sungguh-sungguh memompa antusiasme peserta.

Pada akhirnya proses editing berlangsung hingga pukul 03.00 dinihari. Akibat materi berita yang berlebih. Para reporter mengantre masuk ruang editing dengan sabar meskipun harus kleleran di hall. Dan untuk mengakomidir materi-materi berita yang menumpuk ditambahkan satu agenda siaran keesokan harinya – di hari terakhir yang mestinya hanya bermaterikan evaluasi final. Siaran terakhir ini menjadi istimewa karena berdurasi satu jam, presenternya tutor: Ahmad Alhafiz dan Tuti Marlina, PD dan cameraman-nya peserta.

Closing ceremony dimeriahkan penganugerahan sejumlah penghargaan kepada beberapa peserta terbaik. Rapat tutor untuk memutuskan siapa yang berhak memperoleh penghargaan cukup alot karena perbedaan kualitas kinerja di antara para peserta yang relatif tipis.