Sabtu, 15 Desember 2007

PRESENTING SKILL

Pritt Timothy Presenter Radio Senior

Seringkali muncul di layar TV ulah beberapa presenter yang menyebalkan, susah nyambung. Misal, boros bicara, kosakata klise berhamburan, speed bicara laksana kilat tanpa jeda, artikuliasi belepotan, dataran tanpa intonasi, tone suara bernada tinggi atau sebaliknya, infleksi kalimat tidak pas dan lain-lain, akibatnya pesan menjadi bias. Belum lagi bahasa tubuh, gesture, dan ekspresinya yang dibuat-buat dan kelewat pede, ujung-ujungnya malah muncul kesan over acting.

Itulah contoh kegagalan seorang presenter saat menyajikan pesan kepada audience. Hal itu bisa diminimalisir kalau ia memahami sosok audiens-nya. Bagaimana semestinya tampil secara optimal, selalu berupaya agar pesannya dapat diterima dengan jelas dan bermakna.

Siapakah audiens yang dihadapi? Cakupannya meliputi unsus demografis dan psikografis audiens yang dituju. Presenter wajib memahami siapa yang akan diajak bicara. Komunikasi akan berjalan lancar jika terjalin “hubungan yang akrab”. Familiar. Keakraban bakal terwujud manakala adanya kesamaan pengalaman antar-keduanya.

Bagaimana performa yang ideal? Fisik hanya salah satu elemen. Perhatikan detail penampilan fisik kita, seperti padu-padan stelan yang dikenakan. Soal busana ini tidak asal rapi dan bagus melainkan harus disesuaikan tempat, waktu, dan keadaan. Body language, gesture, mimik, dan kontak mata juga merupakan bagian fisik yang harus difungsikan secara tepat.

Kemudian perhatikan etika. Sikap, perilaku, dan kemampuan beradaptasi. Satu hal yang sangat penting namun sering tidak diperhitungkan adalah kepekaan terhadap berbagai masalah dan sifat humble, menghargai perasaan orang lain. Dan seorang presenter yang baik akan selalu berusaha menyempurnakannya dengan selalu belajar untuk jujur, menguasai diri, dan disiplin. Tanpa itu penampilannya akan terasa palsu.

*) Cuplikan handout "Presenting Skill" TV News Workshop 2005.